Jumat, 09 November 2012

Apakah masuk akal untuk mempercayai Alkitab ?

Pertanyaan
 5

Apakah
Masuk Akal untuk Memercayai Alkitab?
Pernahkah Anda diberi gambaran yang keliru tentang seseorang? Mungkin Anda mendengar orang lain mengata-ngatai dia atau mengutip kata-katanya. Anda diharapkan untuk tidak menyukai dia—tetapi, setelah Anda mengenal dia, ternyata semua itu tidak benar. Itulah yang dialami banyak orang sehubungan dengan Alkitab.
Banyak orang terpelajar memandang rendah Alkitab. Tahukah Anda alasannya? Buku itu sering digambarkan atau dikutip sedemikian rupa sehingga kedengarannya tidak masuk akal, tidak ilmiah, atau sama sekali salah. Mungkinkah Alkitab telah disalahgambarkan?

Selama membaca brosur ini, apakah Anda terkejut bahwa apa yang Alkitab katakan ternyata akurat secara ilmiah? Banyak yang merasa demikian. Mereka juga terkejut karena Alkitab ternyata tidak mengatakan beberapa hal yang menurut banyak agama dikatakannya. Misalnya, ada yang mengatakan bahwa menurut Alkitab, Allah membuat alam semesta dan semua kehidupan hanya dalam waktu enam kali 24 jam. Faktanya, tidak ada satu pun ayat dalam Alkitab yang bertentangan dengan perkiraan ilmuwan mengenai usia alam semesta atau bumi.

Selain itu, uraian singkat dalam Alkitab tentang cara Allah menghasilkan kehidupan di planet ini membuka kesempatan untuk penyelidikan dan teori ilmiah. Alkitab memang menyatakan bahwa Allah menciptakan semua kehidupan dan bahwa makhluk hidup dibuat ”menurut jenisnya”. (Kejadian 1:11, 21, 24) Meski mungkin bertentangan dengan beberapa teori ilmiah, pernyataan ini selaras dengan fakta ilmiah yang telah diteguhkan. Sejarah sains memperlihatkan bahwa teori bisa datang dan pergi, tetapi tidak demikian dengan fakta.

Namun, banyak orang enggan menyelidiki Alkitab karena telanjur kecewa dengan agama. Mereka melihat kemunafikan dan kebejatan dalam agama yang terorganisasi dan agama sering menjadi biang keladi peperangan. Tetapi, apakah adil untuk menilai Alkitab berdasarkan perilaku segelintir pihak yang mengaku mewakilinya? Banyak ilmuwan yang tulus dan memiliki rasa kemanusiaan bergidik ngeri karena tindakan beberapa orang fanatik yang memakai teori evolusi untuk mendukung tujuan mereka yang bersifat rasial. Apakah masuk akal untuk menilai teori evolusi berdasarkan hal itu? Pastilah, langkah terbaik adalah menyelidiki teori itu lalu membandingkannya dengan bukti yang ada.

Kami mendesak Anda untuk mengambil langkah yang sama terhadap Alkitab. Anda mungkin akan senang mengetahui bahwa ajaran Alkitab ternyata sangat berbeda dengan ajaran kebanyakan agama yang terorganisasi. Bukannya menganjurkan perang dan kekerasan etnik, Alkitab justru mengajarkan bahwa hamba-hamba Allah harus menjauhi perang dan bahkan kebencian yang memicunya. (Yesaya 2:2-4; Matius 5:43, 44; 26:52) Bukannya menganjurkan fanatisme dan kepercayaan tanpa bukti, Alkitab justru mengajarkan bahwa iman yang sejati harus didasarkan atas bukti dan bahwa daya nalar adalah bantuan yang mutlak perlu untuk melayani Allah. (Roma 12:1; Ibrani 11:1) Bukannya meredam rasa ingin tahu, Alkitab justru menganjurkan kita untuk menyelidiki pertanyaan-pertanyaan paling menarik dan menantang yang pernah diajukan manusia.

Misalnya, pernahkah Anda bertanya-tanya, ’Kalau Allah memang ada, mengapa Ia membiarkan kefasikan?’ Alkitab menjawab pertanyaan itu, serta banyak pertanyaan lain, secara memuaskan. Kami mendesak Anda untuk mencari kebenaran. Anda dapat menemukan jawaban yang sangat menarik, menyenangkan, masuk akal—dan didasarkan atas bukti yang meyakinkan. Dan, itu bukan kebetulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar